Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain

Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain - Hallo sahabat Bunayya Aqiqah Catering Package - 085751981081, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aqidah, Artikel dibalik islam, Artikel Materi Dasar, Artikel Materi Umum, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain
link : Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain

Baca juga


Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain




Kekeliruan memahami Surat At Taubah ayat 22:

“وعلاوة على ذلك، فإنهم أساؤوا فهم قوله تعالى:

مَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

وفسروها بأن ينفر لطلب العلم من كل جماعة فئة يتعلمون الدين ويرجعون ليعلموا قومهم، وبذلك جعلوا تعلم الدين فرض كفاية، وخالفوا بذلك الحكم الشرعي، كما خالفوا معنى الآية. أما الحكم الشرعي فهو أنه يجب على كل مسلم بالغ عاقل أن يتفقه في الدين الأمور التي تلزمه في الحياة، لأنّه مأمور أن يسير أعماله كافة بأوامر الله ونواهيه. ولا سبيل إلى ذلك إلاّ بمعرفة الأحكام الشرعية المتعلقة بأعماله.”

مؤسس حزب التحرير الشيخ والعالم الجليل تقي الدين النبهاني رحمه الله

من كتيب مفاهيم حزب التحرير

Dan lebih dari itu, sesungguhnya mereka telah keliru memahami firman Allah Ta’ala


وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”(QS. at Taubah [9] : 122)


Mereka menafsirkan bahwa diantara setiap jamaah perlu ada sekelompok orang yang berangkat mencari ilmu untuk mempelajari agama. Lalu mereka kembali dan mengajari kaumnya. Dengan begitu, mereka telah menjadikan hukum mempelajari agama (ta’allumud diin) adalah Fardhu Kifayah. Itu artinya mereka telah menyelisihi hukum syara’, sebagaimana mereka telah menyelisihi makna ayat tersebut.

Adapun hukum syara’ yang sebenarnya adalah bahwa wajib atas setiap muslim yang berakal sehat dan telah baligh (‘aqil baaligh) untuk melakukan tafaqquh fid diin (mendalami pemahaman agama) dalam perkara-perkara yang telah menjadi kemestian baginya dalam berbagai urusan kehidupan. Karena ia diperintahkan untuk mengendalikan semua amal perbuatannya dengan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah. Dan tidak ada jalan lain untuk mewujudkan hal itu melainkan dengan mengetahui hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan amal-amal perbuatannya.(Pendiri Hizbut Tahrir, asy Syaikh al ‘Aalim al Jaliil Taqiyuddin an Nabhaniy rahimahullah, dikutip dari Kutaib Mafahimu Hizbut Tahrir) [zamroni ahmad]



Demikianlah Artikel Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain

Sekianlah artikel Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain dengan alamat link http://bunayyaaqiqahcatering.blogspot.com/2018/06/mempelajari-agama-bukan-fardhu-kifayah.html

0 Response to "Mempelajari Agama Bukan Fardhu Kifayah Tapi Fardhu ‘Ain"

Posting Komentar